Donor darah, dan dapatkan hasilnya: Tes baru untuk mendeteksi delapan jenis kanker di tahapan awal
Sebuah studi baru yang diterbitkan pada hari Kamis lalu dalam jurnal ilmiah menjelaskan sebuah test darah non-invasif baru yang dapat mengidentifikasi tanda=tanda delapan jenis kanker sebelum gejalanya muncul.
Tes tersebut disebut CancerSEEK, dapat membantu para fokter melihat lokasi kanker yang berada dalam tubuh pasien. Tes ini merupakan tes darah non-invasif pertama yang dapat menyaring berbagai jenis kanker secara bersamaan, memeriksa kanker yang berada dalam indung telur, hati, perut, pankreas, kerongkongan, usus besar, paru-paru dan payudara.
Menurut para peneliti, semua kanker ini menyebabkan lebih dari 60 persen kematian di AS. Lima jenis kanker, indung telur, hati, perut, pankreas, dan kanker kerongkongan masih belum memiliki tes saring yang tersedia untuk saat ini.
“Tujuannya untuk mendeteksi sebanyak mungkin jenis kanker dalam satu kali tes dan untuk mengidentifikasi kanker sedini mungkin,” ujar Nickolas Papadopoulos, peneliti terkemuka dan profesor onkologi danpatologi dari Universitas Hopkins di Maryland.
“Kami mengetahui dari datanya ketika kamu mendeteksi adanya kanker dalam tahap dini, lebih mudah untuk membunuh kankernya dengan melakukan operasi ataupun kemoterapi,” Papadopoulos menambahkan.
CancerSEEK, yang merupakan hasil dari penelitian selama 30 tahun, menggunakan dua tanda untuk menentukan apakah seseorang mungkin memiliki kanker. Alat ini mencari 16 mutasi genetic bebas dalam potongan DNA yang berkenaan dengan tumor yang dilepaskan oleh sel kanker dan dapat terakumulasi dalam aliran darah. Namun, potongan DNA bebas yang mengambang ini tersimpan dalam darah hanya dalam jumlah kecil, membuatnya sangat sulit untuk dideteksi dan ditemukan.
Sebagai contoh, sebuah contoh darah dapat memiliki ribuan bagian DNA yang terdiri dari sel-sel normal dan hanya dua atau tiga bagian yang merupakan sel kanker.
“Kita berurusan dengan masalah yang analoginya seperti mencari jarum di tumpukan jerami,” Papadopoulos mengatakan.
Untuk menyelesaikan rintangan ini, para peneliti menggunakan berbagai teknologi digital inovatif untuk menguruti tiap bagian DNA.
“Jika kamu mengambil jerami dalam tumpukan tersebut satu demi satu, maka pada akhirnya kamu akan menemukan jarumnya,” ujar Papadopoulos.
CancerSEEK juga menyisir delapan tipe protein yang biasanya ditemukan dengan jumlah yang lebih tinggi dalam contoh dara para pasien pengidap kanker.
Dengan menggunakan dua alat ini bersama-sama, CancerSEEK berhasil mendeteksi kanker di dalam 70 persen contoh darah yang diambil dari 1.005 orang yang telah didiagnosis dengan salah satu dari delapan tipe kanker yang telah disebutkan.
Para peneliti juga memperhatikan bahwa tes darah tersebut ternyata lebih berhasil dalam menemukan beberapa tipe kanker dibanding tipe yang lainnya. Meskipun tes darah ini dapat mendeteksi kanker indung telur dengan persentase 98 persen, tes darah ini hanya berhasil mediagnosa kanker payudara sebanyak 33 persen.
Sebagai tambahan, CancerSEEK nyatanya jauh lebih efektif dalam mendeteksi kanker di tahap lanjutan dibanding di tahap awal. Tes ini dapat mendeteksi 78 persen pasien yang menderita kanker stadium III, 73 persen pasien dengan kanker stadium II dan hanya 43 persen pada pasien yang menderita kanker stadium I.
“Saya tahu banyak orang kalau sensitivitas tes ini tidak cukup baik namun untuk lima jenis tumor yang saat ini tak memiliki tes yang tersedia, berawal dari tak adanya harapan untuk dapat mendeteksi hal tersebut sampai pada apa yang dapat kami lakukan sekaran merupakan permulaan yang sangat baik,” Papadopoulos mengatakan.
Ketika para peneliti melakukan tes tersebut pada 812 contoh darah sehat, hanya ada tujuh kesalahan yang menunjukkan hasil positif kanker.
“Ketepatan yang sangat tinggi sangat penting karena hasil positif yang salah dapat membuat pasien melakukan tes infasif dan prosedur lanjutan yang tidak penting guna mengonfirmasi kebenaran adanya kanker,” ujar Kenneth Kinzler, seorang profesir onkologi di Johns Hopkins yang juga berkontribusi terhadap studi tersebut.
Para peneliri juga menggunakan mesin belajar untuk mengevaluasi bagaimana kombinasi mutasi dan protein dapat membantu menunjukkan lokasi kanker. Mereka menemukan kalau mereka dapat melacak lokasi tumor sampai ke beberapa lokasi dalam anatomi di sebanyak 83 persen orang.
CancerSEEk tak akan dipasarkan terlebih daahulu untuk setidaknya sampai tahun depan.
“Kami masih mengevaluasi tes ini, dan tes ini masih belum dipasarkan. Saya tidak mau mengira-ngira kapan tes ini tersedia, tapi saya harap secepatnya,” ujar Papadopoulos.
Harapannya adalah kalau harga tes ini pada akhirnya dapat kurang dari $500 dan dapat dilakukan oleh dokter rawat, sang peneliti mengatakan.
“Gagasannya adalah: Anda memberikan daran Anda, dan Anda akan mendapatkan hasilnya,” kata Papadopoulos.
- Source : sputniknews.com