Letakkan handphone mu: Badan kesehatan AS memperingatkan adanya resiko kanker dan ketidaksuburan yang mengintai
Departemen Kesehatan Masyarakat California (CDPH) telah mengeluarkan panduan tentang paparan ponsel, memperingatkan masyarakat untuk menjauhkan ponsel dari tubuh mereka untuk mengurangi potensi kanker dan resiko ketidaksuburan.
Perilisan ini muncul setelah adanya perjuangan hukum yang diprakarsai oleh peneliti dari UC Berkeley Joel Moskowitz pada tahun lalu usai dia menemukan dokumen terkait isu tersebut yang telah ada sejak tahun 2010 tanpa dipublikasikan ke public.
Dokumen terkait tindakan pencegahan isu tersebut, ‘Cara untuk mengurangi paparan energi frekuensi radio dari ponsel’ menyatakan bahwa sementara sains saat ini masih dikembangkan, beberapa studi telah mengatakan adanya hubungan antara penggunaan ponsel dalam jangka panjang dan munculnya kanker.
Dugaan pemenuhan syarat bahwa penelitian ini belum menetapkan adanya hubungan pasti antara kedua hal tersebut, dan bahwa resiko kesehatan yang potensial dari ponsel masih diperdebatkan di kalangan ilmuwan, pihak departemen kesehatan mengumumkan laporannya agar mereka waspada akan adanya segala resiko yang memungkinkan tersebut.
Pesan utama dikeluarkannya isu tersebut oleh pihak berwenang adalah agar masyarakat menjauhkan ponsel dari tubuh mereka, “Menjauhkan ponsel dalam jarak hanya beberapa meter dari tubuhmu dapat membuat perbedaan yang besar,” mereka mengatakan.
Ini berarti lebih baik menggunakan pengeras suara ponsel atau headset dibanding menggenggam ponsel di telingamu dan taruhlah ponselmu di tas punggung atau tas jinjing mu, jangan di kantong.
Panduan tersebut juga memperingatkan terhadap kebiasaan umum bagi mereka yang juga menggunakan ponsel mereka sebagai jam alarm, seperti meletakkan ponsel di samping tubuh disaat tidur. Kecuali ponsel tersebut dimatikan atau diatur dalam mode pesawat, letakkan ponsel setidaknya dalam jarak beberapa meter dari tempat tidurmu, panduan tersebut menyarankan.
CDPH Issues Guidelines on How to Reduce Exposure to Radiofrequency Energy from Cell Phones: https://t.co/tsbV3ZUn72 pic.twitter.com/0ZLYBPv48C
— CA Public Health (@CAPublicHealth) December 13, 2017
Laporan tersebut menyoroti bahwa anak-anak terpapar resiko yang lebih besar dikarenakan tubuh mereka masih berkembang dan mereka akan terpapar ponsel lebih banyak sepanjang hidupnya.
Perilisan panduan CDPH mengikuti peraturan yang dibuat oleh Sacramento Superior Court yang dijatuhkan pada bulan Maret. Negara bagian tersebut berpendapat dalam pengadilan bahwa dokumen tak resmi itu akan menimbulkan kepanikan, KAZU melaporkan.
Sebuah rancangan dokumen pada awalnya dirilis namun pedoman terbaru ini memberikan gambaran yang lebih rinci.
Pada bulan Juli, California Brain Tumor Association menggelar sebuah demonstrasi di Sacramento di luar gedung CDPH menyerukan perilisan publik atas dokumen peringatan terkait isu ponsel tersebut.
Direktur CDPH Dr Karen Smith mengatakan bahwa mereka merilis pedoman tersebut karena rasa keingintahuan public yang terus berlanjut seputar berbagai resiko kesehatan terkait ponsel dan keputusan tersebut tidak banyak memperngaruhi perjuangan mereka di pengadilan.
Berbagai rekomendasi keamanan terbaru isinya ternyata serupa dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Deparemen Kesehatan Masyarakat Connecticut pada bulan Mei 2015.
Newly discovered cache of documents reveals decades-long effort by the sugar industry to conceal the detrimental health effects - study
— RT America (@RT_America) November 23, 2017
Read More: https://t.co/4gVMIoTVDZ pic.twitter.com/gaqZv1EsC6
Sejumlah badan ahli termasuk Administrasi Pangan dan Obat AS, Institut Kanker Nasional dan Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit telah mengatakan bukti yang cukup belum ditampilkan untuk menunjukkan adanya hubungan antara papara frekuensi radio dari ponsel dan berbagai masalah kesehatan.
Badan-badan tersebut menyarankan diperlukannya penelitian yang lebih lanjut. Badan Internasional Penelitian Kanker telah menggolongkan gelombang radio sebagai “sesuatu yang memungkinkan terjadinya kanker” namun mencatat hanya ada bukti yang terbatas saat ini. Sementara itu Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) dan Program Toksikologi Nasional (NTP), belum menggolongkan secara resmi terkait isu ponsel dan potensi kanker yang disebabkannya.
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun ini oleh University College Cork di Republik Irlandia tentang mitos-mitos ponsel dan resiko kanker, menemukan perbedaan besar antara fakta dan ketakutan.
“Hasil dari penelitian kami menunjukkan bahwa sebuah perbandingan signifikan dari pria Irlandia yang keliru percaya akan mitos-mitos kanker tertentu, sebagai contoh, dalam jumlah 45% sampai 52%, masyarakat percaya bahwa memakai dalaman ketat, menaruh ponsel di kantong atau menggunakan laptop dengan cara dipangku menambah resiko mereka menderita kanker testis,” tim tersebut menyimpulkan.
- Source : www.rt.com