‘Momen indah dari harapan:’ bayi pertama lahir di AS setelah dilakukannya transplantasi uterus
Seorang bayi baru-baru ini lahir di Baylor University Medical Center di Dallas yang merupakan bayi pertama di AS yang lahir dari ibu yang menerima transplantasi uterus.
Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini oleh Giuliano testa, seorang peneliti pada percobaan klinis transplantasi uterus di rumah sakit Dalas, dia mengatakan bahwa kelahiran tersebut merupakan sebuah “pencapaian” dan “momen indah dari cinta dan harapan bagi seorang ibu yang telah diberitahu bahwa dia tak akan pernah dapat mengandung anaknya sendiri.”
Transplantasi itu merupakan bagian dari percobaan klinis untuk menyelidiki pilihan perawatan ketidaksuburan baru bagi para wanita yang dilahirkan tanpa uterus, wanita yang kehilangan uterusnya atau wanita yang uterusnya tidak berfungsi, Click on Detroit melaporkan.
Faktor ketidaksuburan uterus, yang diderita oleh sekitar lima persen wanita di seluruh dunia, merupakan kondisi kesehatan yang tak dapat diubah.
Bayi pertama yang dilahirkan ke dunia dari transplantasi uterus dilahirkan pada tahun 2014 di Universitas Gothenburg di Swedia. Pada waktu itu, wanita tersebut berusia 36 tahun dan mampu melahirkan usai menerima transplantasi uterus dari donor wanita lain yang berusia 61 tahun.
Sejak saat itu, rumah sakit di Swedia itu telah melahirkan delapan bayi dari para ibu yang menerima transplantasi uterus.
Bagi seorang wanita agar dapat menerima transplantasi uterus, dia harus sehat dan memiliki indung telur yang berfungsi. Sebelum dilakukannya transplantasi, telur sang wanita yang didapatkan dari indung telurnya dibuahi di dalam laboratorium dengan sperma melalui proses pembuahan in-vitro.
Setelah proses pembuahan dilakukan, wanita tersebut menerima transplantasi uterus dan serviks.
Selama setahun penuh, para dokter memastikan bahwa tubuh sang wanita bereaksi baik dengan organ barunya tersebut. Jika berjalan dengan baik, sebuah embrio pada akhirnya akan ditempatkan di dalam uterus yang telah ditransplantasikan itu.
Wanita tersebut harus melakukan operasi cesar untuk melahirkan dank arena organ tersebut dimaksudkan untuk menjadi organ yang permanen, sang wanita harus minum obat anti-penolakan setelah kehamilannya yang pertama atau kedua untuk mengeluarkan uterus yang disumbangkan.
Menurut pihak rumah sakit, sang ibu dan keluarganya telah meminta keleluasaan pribadi saat ini. Pihak rumah sakit belum mengungkapkan banyak rincian mengenai kelahiran tersebut, termasuk kapan bayi laki-laki itu dilahirkan.
- Source : sputniknews.com