www.zejournal.mobi
Rabu, 20 November 2024

Para ilmuwan melakukan kloning ulang pada anjing hasil kloning pertama untuk melihat apa yang akan terjadi

Penulis : RT | Editor : Indie | Jumat, 24 November 2017 10:13

Sebuah tim internasional yang berisi para peneliti telah melakukan pengkloningan ulang pada anjing pertama yang pernah dikloning, pada dasarnya untuk menemukan apakah binatang yang identik secara gen akan memiliki takdir yang sama.

Para ilmuwan dari Seoul National University, Michigan State University dan University of Illinois menuliskan laporan tentang kloning ulang yang sangat luar biasa tersebut yang diterbitkan dalam Laporan Jurnal Imiah. Kelompok tersebut mengatakan mereka meniru anjing cloning awal untuk mempelajari lebih lanjut tentang kelangsungan hidup binatang-binatang yang dikloning, dan untuk menemukan apakah mengkloning binatang mempercepat proses penuaan atau meyebabkan cacat lahir yang tidak diketahui.

Pada tahun 2005, anjing yang bernama Tai, seekor anjing jantan jenis Afghan hound, menjadi anjing pertama yang pernah dikloning. Para peneliti di Seoul National University memasukkan sel-sel milik Tai ke dalam telur dari anjing donor betina dan kemudian menanamkannya ke dalam uterus anjing betina.

Hasil dari penanaman yang paling pertama tersebut ialah Snuppy, yang nampaknya memiliki kehidupan normal dan sehat yang tinggal di kampus Seoul National University sampai dia meninggal pada usia 10 tahun akibat kanker, dan anjing kloning awal, Tai, meninggal dengan akibat yang sama pada usia 23 tahun. Usia mereka ketika meninggal hampir mendekati usia 11,9 tahun yang mana merupakan usia yang dapat dicapai oleh anjing normal jenis Afghan hound, dan kanker bukanlah penyebab yang jarang atau unik, menurut kelompok tersebut.

Ketika Snuppy berumur lima tahun, para peneliti lagi-lagi mengumpulkan sel-sel induk, yang kali ini berasal dari anjing hasil kloning, dan menggunakannya untuk ditanam di 94 embrio, yang menghasilkan kelahiran dari empat anak anjing dari proses kloning ulang.

Empat hari setelah dilahirkan, salah satu anak anjingnya meninggal, yang mana bukan merupakan hal yang wajar diantara anak anjing normal yang baru dilahirkan, namun, hal ini tidak biasa dikarenakan anak anjing ini meninggal dikarenakan penyakit diare yang tidak dapat dijelaskan. Pada saat menulis laporannya, ketiga anak anjing yang bertahan saat itu berusia sembilan bulan dan hidup normal serta sehat. Penelitian tersebut baru saja diterbitkan sekarang ini, ketika kloning dari anjing yang dikloning tersebut berusia sekitar tujuh tahun.


Berita Lainnya :

Para peneliti ingin mempelajari lebih lanjut tentang kelangsungan hidup dari binatang yang dikloning, yang mana telah tumbuh pesat dan lebih menjadi hal umum sejak tahun 2005, dan yang mana sejauh ini menunjukkan sedikit bukti bahwa binatang kloning entah bagaimana mengalami penurunan kelangsungan hidup dari proses kloningnya. Namun, ada sedikit hal yang diketahui dari hasil kloningan kloning, jadi para peneliti berencana untuk memantau ketiga anjing tersebut untuk wawasan lebih jauh.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar