www.zejournal.mobi
Senin, 23 Desember 2024

Stardust melody: Tubuh manusia terdiri dari debu-debu kosmik, penelitian baru menegaskan

Penulis : RT | Editor : Samus | Senin, 16 Januari 2017 15:44

Penelitian baru telah mengkonfirmasikan apa yang telah dikatakan oleh para ilmuwan selama bertahun-tahun; manusia tidak disangkal lagi terbuat dari debu-debu bintang.

Sebuah tim astronom dari Sloan Digital Sky Surveydi New Meksiko mendaftarkan Apache Point Observatory Galactic Evolution Experiment (APOGEE) yang menggunakan panjang gelombang inframerah untuk melihat melalui debu galaksi dan menganalisis komposisi 150.000 bintang di galaksi Bima Sakti.

Dengan data ini, kelompok terfsebut kemudian membuat katalog dari unsur “CHNOPS” (karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fosfor dan belerang) yang berlimpah di setiap bintang-bintang yang mereka aktakan merupakan “bagian pembangun” dari dunia di sekitar kita, dan menemukan bahwa manusia dan galaksi mereka memiliki sekitar 97% dari jenis-jenis atom yang sama.

“Instrumen ini mengumpulkan cahaya di dekat bagian inframerah dari spektrum elektromagnetik dan menyebarkannya, seperti sebuah prisma, untuk mengungkapkan tanda-tanda berbagai elemen di atmosfer bintang-bintang,” kata juru bicara Sloan dalam sebuah pernyataan.

Tim tersebut menggunakanmetode spektroskopi untuk mengevaluasi setiap elemen dan menentukannya terbuat dari apa, menemukan panjang gelombang yang berbeda dari cahaya yang berasal dari setiap bintang.

Parapeneliti menemukan konsentrasi unsur-unsur kehidupan yang kuat di pusat galaksi Bima Sakti dan menemukan bahwa sementara kita memiliki sebagian besar elemen bintang-bintang, massa manusia adalah 65% oksigen, berbeda dengan ruang angkasa yang memiliki kurang dari 1%.

“Ini adalah cerita besar manusia yang sangat menarik bahwa kita sekarang mampu memetakan kelimpahan dari semua elemen utama yang ditemukan dalam tubuh manusia dalam ratusan ribu bintang di galaksi Bima Sakti kita,” kata Jennifer Johnson, ketua tim survei sains dari SDSS-III APOGEE dan seorang profesor di Ohio State University.

“Ini memungkinkan kita untuk menempatkan kendala pada kapan dan di mana dalam kehidupan galaksi kita memiliki unsur-unsur yang diperlukan untuk berkembang, semacam ‘zona galaksi layak huni temporal’.”


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar