Propaganda pro-Uni Eropa di Inggris dipercepat
Dalam beberapa bulan terakhir, Inggris telah terlibat dalam kampanye propaganda yang paling terang-terangan dan terpadu sejak referendum kemerdekaan Skotlandia atau Perang Irak. Setiap hari, Inggris menyebar rasa takut yang lebih banyak dalam upaya untuk menjaga Inggris tetap dalam Uni Eropa; dengan kampanye propaganda yang benar-benar merusak proses demokrasi.
Pada bulan April, pemerintah Inggris menghabiskan hampir £10 juta untuk membuat selebaran propaganda pro-Uni Eropa yang mereka sebarkan ke setiap rumah di Inggris. Meskipun di setiap menitnya uang dari para pembayar pajak Inggris dihabiskan untuk membunuh orang-orng yang tidak bersalah dalam peperangan kekaisaran di luar negeri, secara terbuka menghabiskan sekitar £10 tentunya adalah kesia-siaan terbesar dalam beberapa tahun terakhir; terutama di sebuah negara di mana penghematan seperti Yunani akan diberlakukan, dan pengurangan dalam pelayanan publik telah menjadi fitur kunci dari pemerintahan Inggris saat ini.
Ini juga menimbulkan sebuah pertanyaan penting: dapatkah sebuah referendum yang ditentukan oleh pemerintah dapat disebut adil, bebas dan demokratis ketika pemerintah yang sama menjalankan kampanye propaganda bersama untuk memaksa warganya memilih dengan cara yang sudah ditentukan? Dalam masyarakat yang bebas dan demokratis, warga harus dibiarkan untuk memilih dan tidak diganggu dan tidak diancam untuk memilih dengan cara tertentu. Dalam masyarakat yang bebas dan demokratis, pemerintah harus tetap netral sebagian besar dan membiarkan rakyat menentukan sendiri. Dalam masyarakat yang bebas dan demokratis, pemerintah melayani rakyat; warga tidak diperintah oleh pemerintahan.
Referendum Uni Eropa ini hanyalah contoh lain bahwa demokrasi di Inggris hanyalah sebuah ilusi; tidak memiliki dasar dalam kenyataan. Bahkan jika pemerintah tidak mencurangi referendum secara langsung (ada beberapa spekulasi bahwa referendum kemerdekaan Skotlandia pada tahun 2014 telah dicurangi) mereka telah terlibat dalam perang informasi sampai pada titik bahwa referendum tersebut sudah dicurangi untuk mendukung Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa. Pada titik ini, sangat tidak mungkin bahwa Inggris akan memilih untuk meninggalkan Uni Eropa pada tanggal 23 Juni mendatang. Apapun pendapat Anda mengenai masalah ini, setiap orang harus mengakui bahwa sebuah pemerintahan yang terlibat dalam kampanye propaganda terang-terangan dalam skala besar seperti ini adalah antitesis terhadap proses demokrasi.
Juga harus dicatat bahwa rakyat Inggris tidak diizinkan untuk memilih apakah mereka ingin bergabung dengan Uni Eropa atau tidak pada tahun 1970-an. Pada tahun 1973 Inggris bergabung dengan Komunitas Ekonomi Eropa/European Economic Community (EEC), organisasi pendahulu Uni Eropa. Tidak sampai dua tahun kemudian rakyat Inggris diperbolehkan untuk memilih suara, setelah mereka disesuaikan dengan status quo keanggotaan EEC. Dengan jumlah pemilih 65% dari populasi, 67% memilih untuk tetap berada dalam EEC. Namun titik utamanya (yang sering diberitakan untuk menyesatkan) adalah bahwa rakyat Inggris memilih untuk tetap berada dalam EEC, mereka tidak pernah ditanya apakah mereka ingin bergabung dalam EEC pada awalnya. Sebuah referendum pada tahun 1973 mengenai apakah Inggris ingin bergabung dengan EEC mungkin akan menghasilkan hasil yang berbeda, namun para elit politik tidak tertarik dengan keinginan rakyat.
Sudah jelas bahwa para elit politik menginginkan Inggris untuk tetap menjadi anggota Uni Eropa, dan mengadakan sebuah referendum hanya untuk meredakan suara-suara anti-Uni Eropa dan mempertahankan kedok demokrasi di Britania Raya. Daftar dari individu yang merupakan dari pembentukan Barat dan ingin Inggris tetap bersama Uni Eropa terus bertambah dari hari ke hari. Dimulai dengan David Cameron dan pemerintahan saat ini, suara-suara pro-Uni Eropa antara lain: Barack Obama; Tony Blair; Peter Mandelson; Angela Merkel; Gordon Brown; dan banyak banyak lagi dari mantan kepala NATO.
Proyek Eropa ini adalah bagian dari sebuah agenda yang lebih besar oleh para elit global, dan mustahil bahwa rakyat Inggris akan diizinkan untuk memilih untuk meninggalkan Uni Eropa pada bulan Juni mendatang.
- Source : thetruenews.info