Kelambanan Fed membuat rubel tetap bertahan

Keputusan Federal Reserve untuk tidak mengubah suku bunganya di 0-0,25 persen mendukung harga minyak mentah dan mata uang rubel.

“Perkembangan ekonomi dan keuangan global terbaru dapat menahan kegiatan ekonomi dan memberikan tekanan kebawah pada inflasi dalam waktu dekat,” Bank Cadangan Federal mengatakan pada sebuah pernyataan hari Kamis kemarin.

“Komite memperkirakan inflasi akan naik secara bertahap kearah dua persen selama jangka menengah sementara pasar tenaga kerja membaik dan efek sementara dari penurunan harga energi dan impor menghilang,” tambahnya.

Sementara kelambanan Fed menenangkan kondisi pasar domestik, tidak mengubah suku bunga juga merupakan kabar baik bagi mata uang rubel Rusia, minyak dan negara berkembang lainnya beserta mata uang mereka disaat penguatan dolar dan modal besar yang mengalir keluar tertunda.

Pada pukul 08.15 GMT, Jumat, mata uang Rusia diperdagangkan sedikit lebih tinggi terhadap dolar di 65,4 rubel. Secara keseluruhan, rubel telah meningkat sebesar tujuh persen terhadap dolar sejak tanggal 24 Agustus.

Setelah pelonjakan signifikan dua dolar pada hari Kamis, minyak mentah Brent sedikit kehilangan momentumnya pada hari Jumat, diperdagangkan dengan harga $49,20 per barel.

Secara keseluruhan, pasar-pasar tampaknya tidak terkejut dengan keputusan Fed.

“Dalam beberapa hari ini pasar tersebut sepakat bahwa Fed akan menahan diri untuk menaikan suku bunganya, sehingga dampak pada pasar tidak akan terlalu tinggi,” kata kepala ekonom Renaissance Chief Rusia dan negara-negara CIS, Oleg Kuzmin dalam sebuah wawancara dengan media bisnis Rusia RBC.

Suku bunga AS sebesar 0-0,25 persen saat ini telah dipertahankan selama enam tahun, pertemuan Fed berikutnya dijadwalkan pada tanggal 27 Oktober mendatang.