Teriakan Kesakitan Setiap Saat, 11 Ruang Penyiksaan Rusia Ditemukan di Kherson
Ruang bawah tanah itu bau dan berantakan, masker gas rombeng dan botol-botol cairan kimia berserakan dimana-mana. Penanda lain bahwa bunker di Kota Kherson, Ukraina selatan, itu digunakan sebagai ruang penyiksaan oleh tentara Rusia adalah coretan di dinding-dindingnya.
Ada catatan penanda hitungan hari dan jumlah narapidana. Lalu sebuah tulisan dengan pensil. "Berdoalah kepada Tuhan. Tuhan, beri kami kekuatan. Tuhan, selamatkan dan lindungi kami," dalam bahasa Ukraina.
Dinas rahasia Ukraina SBU dan polisi nasional menemukan bunker neraka tersebut berdasarkan informasi penduduk. Pasukan Rusia pergi dari Kherson dengan meninggalkan kenangan mengerikan.
"Penduduk Kherson diinterogasi dan disiksa secara brutal," kata pernyataan Pemerintah Ukraina, seperti ditulis Kantor Berita Ukrinform, Kamis (17/11) petang. "Aparat menemukan benda-benda yang secara langsung menunjukkan tanda-tanda penyiksaan.”
Pemerintah Ukraina telah menemukan 63 mayat warga sipil dengan tanda-tanda penyiksaan di kota yang baru sepekan dibebaskan itu. Rusia berulang kali membantah melakukan kekejaman dalam invasinya. Namun terlalu banyak bukti yang sulit dibantah.
Di sebuah kantor polisi yang sempat diduduki pasukan Kremlin, setiap sel menceritakan kisahnya sendiri.
Pakaian berserakan di mana-mana, ada tempat tidur tahanan yang terbakar. Mangkuk logam bekas wadah makanan tahanan dan sampah memenuhi setiap sudut. Selembar bendera Rusia tergeletak di lantai.
Di sel nomor enam adalah kisah Anzhela (49). Di sinilah perempuan presenter TV Telethon itu menghabiskan 31 hari dengan empat wanita lain setelah ditangkap oleh tentara Rusia pada Juni.
Pada bulan itu, segerombolan tentara Rusia memasuki rumah Anzhela, memisahkannya dari pacarnya Oleksandr Maksimenko (69). Ia dibawa dengan bus ke kantor polisi yang diduduki itu.
Kisah selanjutnya bak di neraka. "Di lantai tiga, laki-laki dipukuli,” Anzhela bercerita kepada BBC. "Ketika orang disiksa dan disetrum, Anda mendengarnya. Suara orang-orang berteriak kesakitan menjadi musik harian," ujarnya.
Anzhela dengan tenang menggambarkan penyiksaan psikologis selama lebih dari sebulan. Ia sering melihat mayat yang dibungkus plastik dikeluarkan setelah 'interogasi yang mengerikan'.
Sambil menunjukkan bekas luka di sekujur tubuhnya, Anzhela mengatakan tidak bisa tidur karena lampu selalu dibuat terang benderang.
Yang tidak diketahui Anzhela adalah pacarnya juga ditahan di kantor polisi tersebut. Ia baru tahu setelah pasukan Ukraina merebut kembali Kherson.
Oleksandr bahkan pernah dipaksa tampil di TV pemerintah Rusia untuk mengatakan pro-Kremlin. Moskow menargetkan pesohor seperti Oleskandr dan Anzhela untuk membantu propaganda Rusia bahwa warga Kherson memilih bergabung dengan Rusia.
Ukraina mengklaim menemukan 11 penjara ilegal dan empat ruang penyiksaan di Kherson setelah dibebaskan. Lebih dari 700 orang dilaporkan hilang.
Di sebuah bunker agak di luar kota Kherson ada bukti lain kejahatan penjajahan Rusia. Anatoly Stotsky (50) yang disekap delapan bulan pernah berniat bunuh diri saking tidak tahan mengalami penyiksaan.
Satu-satunya alasan dia bertahan adalah keluarga dan Presiden Rusia Vladimir Putin. "Memikirkan keluarga memberi saya kekuatan moral," kata pria yang tubuhnya penuh luka membiru bekas disetrum itu.
"Namun membayangkan Putin akan mendapat balas yang lebih mengerikan membuat saya lebih bergairah. Persetan dia!" ujar Stotsky, sengit.
- Source : www.publica-news.com