www.zejournal.mobi
Sabtu, 21 Desember 2024

Tak Cuma Jakarta yang Segera ‘Kiamat’, Bekasi Juga Perlahan Tenggelam

Penulis : Aziza Larasati | Editor : Anty | Kamis, 30 September 2021 11:06

Jakarta disebut-sebut akan tenggelam pada 2050. Namun tampaknya tak cuman Jakarta yang bakal ‘kelelep’. Kota tetangganya Bekasi juga di ambang nasib yang sama.

Meski merupakan isu lama, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengangkat kembali masalah ini, membuat topik Jakarta tenggelam menjadi panas lagi.

Joe Biden sebelumnya menyatakan bahwa ibu kota Indonesia akan pindah karena permukaan air laut akan menenggelamkan Jakarta, dalam pidatonya pada 27 Juni 2021 silam.

"Apa yang terjadi di Indonesia jika perkiraannya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena akan tenggelam," ucap Biden.

Jakarta sebenarnya memang sudah di bawah permukaan laut, seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal. Ia menyebut contoh wilayah Muara Baru.

"Ini di Muara Baru tahun 2020 itu sudah minus 1 (meter) di bawah permukaan laut," ungkap Yusmada dalam acara webinar, Kamis (2/9), dikutip Kompas.com.

Dalam 30 tahun ke depan, Muara Baru diprediksi akan menjadi laut sepenuhnya dengan kedalaman 4,6 meter di bawah permukaan laut.

Tak cuma Muara Baru, Tunjangan, Pluit, Gunung Sahari, Ancol, Marunda, hingga Cilincing juga akan tenggelam di atas satu meter pada 2050, catat Kompas.com.

Bukan Cuma Jakarta, Bekasi Juga Terancam

Ternyata isu ini bukan cuma melanda Jakarta, tapi juga Bekasi.

Di Bekasi, ancaman menghantui wilayah Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Wilayah ini terletak tak jauh dari Jakarta Utara.

Desa Pantai Bahagia di Muara Gembong disebut-sebut menghadapi abrasi dan sering terendam air. Hal ini dikonfirmasi oleh warga setempat.

"Yang kita rasain enggak nyaman, enggak enak tahun 2000-an ke mari. Dulu enggak pernah air laut sampai ke darat, ke rumah kita," ucap salah satu warga kepada DetikTravel.

Ia mengaku, banjir makin parah lantaran abrasi, dan diperburuk dengan hilangnya kawasan mangrove akibat ulah manusia.

"Apa sebabnya? Abrasi. Terutama tadi kan hutan lindung karena banyak orang perantau bikin empang. Kalau orang bikin empang kan pasti dibabat hutannya," sambungnya kepada DetikTravel.

Warga lainnya juga turut mengeluhkan hal yang sama kepada DetikTravel, dan berharap pemerintah segera melakukan tindak lanjut.

"Harapan saya, kalau bisa pemerintah membantu masyarakat pantai. Biar usahanya lancar, ekonominya bisa rata gitu. Terutama Muara Beting pengin di dam gitu, terus sampai ke sini ke pesisir. Jadi masyarakat usaha itu enggak terganggu sama datangnya ombak," ucap nelayan bernama Karta Wijaya kepada DetikTravel.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar