www.zejournal.mobi
Rabu, 27 November 2024

Mengenal Kodokushi, Tren Mati Dalam Kesendirian Yang Kerap Dilakukan Masyarakat Jepang

Penulis : RT | Editor : Indie | Jumat, 15 Maret 2019 09:45

Seiring dengan bertambahnya jumlah populasi lansia Jepang, jumlah orang-orang yang meninggal dalam apartemennya tanpa diketahui juga ikut meningkat. Sering kali jasad mereka baru ditemukan setelah lama meninggal.

Muncul di awal tahun 1980an, kodokushi atau yang kerap disebut “mati dalam kesendirian” menjadi masalah serius yang dihadapi Jepang saat ini. Diperkirakan, setiap jamnya ada tiga pria Jepang yang melakukan kodokushi. Jasadnya kadang-kadang tidak ditemukan hingga berbulan-bulan.

Kantor berita RT memutuskan untuk ikut para ahli (mereka yang memahami betul fenomena kodokushi) menelusuri jejak kodokoshi di sejumlah apartemen untuk menemukan lokasi jasad berada.

Meskipun para ahli kerap mengambil keuntungan dalam melakukan pekerjaan ini (mencari jasad korban sekaligus membersihkan apartemen korban), mereka beranggapan kodokushi merupakan cara yang dipilih korban untuk mengucapkan selamat tinggal secara spiritual.

Selain itu, kodokushi memungkinkan para pria dan wanita kesepian ini untuk setidaknya menyimpan memori orang terkasih di detik-detik kematiannya.


Berita Lainnya :


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar