www.zejournal.mobi
Minggu, 08 September 2024

Mahasiswa Edinburgh Yang Mengolok-Olok ISIS Via Online Diselidiki Mengidap Islamophobia

Penulis : RT | Editor : Indie | Kamis, 07 September 2017 11:48

Seorang mahasiswa hukum yang menjadi subyek penyelidikan yang dilakukan oleh kampusnya setelah diduga mengejek ISIS di sosial media dan merongrong keamanan mahasiswa minoritas.

Robbie Travers, mahasiswa hukum tingkat tiga di Universitas Edinburgh sedang diselidiki seterah seorang petinggi sebelumnya melakukan penyelidikan dan mengklaim bahwa Travers telah melakukan “Kejahatan yang didasarkan pada kebencian.” Namun, tidak ada penyelidikan kriminal yang telah dilakukan polisi.

Travers diduga telap memposting postingan yang mengandung unsur rasis di Facebook setelah pasukan udara Amerika membom benteng ISIS di Afganistan pada April lalu.

“Berita yang luar biasa bahwa pemerintahan Amerika dan Trump telah memerintahkan sebuah serangan yang akurat terhadap terowongan ISIS di Afganistan.

“Saya senang kita dapat membawa kaum barbar ini selangkah lebih dekaat dalam mengumpulkan ke 72 gadis perawannya,” tulis Travers.

Meskipun dia sadar bahwa komentar-komentarnya merupakan komentar dogmatis, Travers menolak jika komentarnya bersifat rasis.

“Saya benar-benar khawatir saya sedang diselidiki atas berbagai komentar saya yang merupakan cara saya menunjukkan pendapat saya melalui cara yang menyenangkan.. Saya tidak menghasut pelecehan atau perlakuan rasis, maupun menyerang seseorang dengan saran yang ilegal, sesungguhnya hak asasi mereka telah dirampas.” Ucap dia menurut Times.

Penyelidikan tersebut didorong oleh keluhan yang dilayangkan oleh mahasiswa sejarah tingkat dua bernama Esme Allman yang mengatakan komentar-komentar Travers berisikan tentang “Islamophobia”.

Allman yang melayangkan keluhannya mengatakan, “Tak hanya saya percaya jika perilaku seperti ini melanggar kode etik siswa, namun juga tujuannya adalah untuk menjadikan Grup Kebebasan BME di Universitas Edinburgh sebagai sasaran dan sekarang dia telah memilih untuk melakukannya, membuat mahasiswa minoritas pada di situasi yang berbahaya dan kepanikan yang ketakutan ketika datang ke Universitas Edinburgh.


Berita Lainnya :

Namun menurut Times, Travers mengatakan bahwa keluhan tersebut datang sebagai balasan kepadanya yang mengatakan bahwa Allman, yang juga merupakan mantan relawan minoritas etnis dari Asosiasi Mahasiswa universitas tersebut telah mengatakan semua pria berkulit hitam adalah “sampah”.

Alman sendiri memproklamirkan dirinya secara online sebagai seorang “feminis” yang sedang menciptakan komunitas inklusif.

Saya menghargai inklusivitas sekaligus membangun dan melestarikan ruang aman bagi kita. Menciptakan suatu kampanye lintas arah merupakan hal yang sangat penting bagi saya dan pekerjaan pertama saya, saya akan bekerja dengan berbagai grup kebebasan laiinya untuk memastika EUSA merupakan penggambaran dari pandangan kami.

Juru bicara universitas mengkonfirmasi bahwa “keluhan-keluhan atas kesalahan Tuan Travers telah diterima dan sedang diselidiki.

“Kami berkomitmen untuk meciptakan lingkungan dimana semua anggotanya dapat memperlakukan satu sama lain dengan hormat dan kode etik mahasiswa kami yang diharapkan akan menciptakan perilaku yang jelas.” Times mengutip apa yang dia katakan.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar